Lossless Compression

Standard

Dalam Jaringan Multimedia, pengiriman data multimedia melalui jaringan dapat cukup banyak memakan resource, sebut saja transfer data video secara real-time membutuhkan kualitas jaringan yang baik dan bandwith yang mencukupi agar data dapat di terima dengan baik oleh penerima.

Untuk itu dapat digunakan kompresi pada data yang akan di kirim agar tidak memakan resource yang cukup banyak, kali ini akan di bahas tentang Lossless Compression

Lossles Compression merupakan suatu cara kompresi yang menitik beratkan agar data yang di kompresi dapat di kembalikan ke keadaan semula seperti sebelum di kompresi. Hal ini akan sangat bermanfaat pada Jaringan Multimedia agar penerima dapat “membuka” kembali paket yang telah di kompresi oleh pengirim. Untuk itu pada Lossless Compression tidak menitik beratkan pada hasil dari proses kompresi itu sendiri agar mendapatkan ukuran file sekecil – kecilnya, namun harus dapat di kembalikan ke keadaan semula (dekompresi).

Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan pada Lossless Compression :

  1. Huffman Code
    Menghitung banyak nya kemunculan suatu karakter dan menjadikannya sebuah tree yang akan menunjukkan representasi karakter tersebut dalam biner, dimana tree tersebut nantinya akan digunakan kembali ketika proses dekompresi.
  2. Run-Length Encoding
    Menghitung banyak nya kemunculan suatu karakter dengan menuliskannya secara berurutan dalam satu string.
  3. Lempel Zel Welch (LZW)
    Digunakan pada aplikasi 7-zip untuk menghasilkan file terkompresi dengan ekstensi *.7z.

Dalam multimedia berbentuk teks, kompresi dapat dilakukan dengan cara menghitung banyaknya kemunculan suatu karakter. Dalam citra, kompresi dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah pixel dalam gambar. Dalam audio, kompresi dapat dilakukan dengan cara membuang frekuensi di luar ambang batas suara yang dapat di dengar oleh manusia (20Hz – 20KHz). Dalam video, kompresi dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah frame dalam satu second.

Konsep Dasar Multimedia Audio & Video

Standard

Audio

Kemampuan dasar bunyi yang harus dimiliki oleh PC multimedia yaitu :

  • Membuat dan mensintensis bunyi
  • Menangkap bunyi dari media external
  • Mengendalikan bunyi yang dibuat dari instrument elektronik misalnya MIDI
  • Memainkan kembali bunyi tersebut lewat speaker atau media lainnya

Jenis – jenis format audio:

  • Uncompressed : WAV, AIFF
  • Lossless compression : FLAC
  • Lossy compression : MP3, AAC, WMA

Komponen pada audio : frekuensi, amplitudo, timbre, dan peach

 

Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital

Digital video  adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya.

  • Number of frames per second : jumlah frame/gambar yang terdapat dalam satu detik
  • Interlaced vs progressive : Interlaced scan gambar secara bergantian (ganjil dan genap). Progressive scan gambar secara berurutan
  • PAL, SECAM dan NTSC : penggunaan di tiap negara dapat berbeda – beda
  • Aspect ratio : ratio dari video ketika akan di tampilkan
  • Transport medium : media yang digunakan untuk mentransfer video, seperti kabel RCA, HDMI, dll

Komponen pada video : resolusi, bit rate, fps, dan aspect ratio.

Teks dan Citra pada Multimedia

Standard

Mutlimedia pada dasarnya terdiri dari 2 jenis utama, yaitu Teks dan Citra. Informasi dalam bentuk citra dapat merepresentasikan suatu informasi lebih banyak dibanding teks, oleh sebab itu penanganan antara teks dan citra tentu berbeda.

Informasi dalam bentuk teks cenderung lebih mudah di olah dan di simpan. Terdapat 3 jenis informasi dalam bentuk teks, yaitu Plain Text, Rich Format Text, dan Hypertext. Plain Text, sesuai namanya teks jenis ini bersifat plain atau polos, artinya tidak ada embel-embel yang mengikutinya seperti formating text, atau yang lainnya. Rich Format Text bersifat lebih lengkap di banding Plain Text karena dapat memuat formatting pada text seperti memasukkan gambar, pewarnaaan, dan lain sebagainya. Sedangkan Hypertext meupakan kumpulan teks – teks yang saling terhubung namun tidak linear, artinya informasi tersebut tersebar ke dalam beberapa halaman dan kita dapat mengaksesnya dimulai dari mana saja tanpa perlu mengikuti suatu alur, contohnya HTML.

Informasi dalam bentuk citra terbagi menjadi 2 macam, yaitu Vector dan Bitmap. Sebuah citra yang disimpan dalam bentuk Vector pada dasarnya merupakan kumpulan dari titik – titik yang digambar ulang dengan rumus-rumus atau suatu algoritma yang digunakan untuk menampilkan kembali gambar tersebut. Untuk itu citra jenis vector lebih susah dip roses namun dapat memberikan kualitas resolusi gambar yang tinggi dengan file size yang tidak terlalu besar. Sedangkan citra yang direpresentasikan dalam Bitmap pada dasarnya merupakan sebuah kumpulan pixel dimana tiap – tiap pixelnya memiliki depth atau kedalaman warna, sehingga dari kumpulan pixel tersebut dapat menciptakan gradasi warna dan pada akhirnya akan memunculkan sebuah gambar. Citra jenis ini cenderung lebih mudah diproses atau di olah kembali, namun memiliki kekurangan pada besar file yang dihasilkan jika ingin mendapatkan citra dengan kualitas atau resolusi tinggi.